0 komentar

Bahagia itu Sederhana! :)

Tentang kebahagiaan setiap orang pasti memiliki arti sendiri tentang bahagia. Bagiku bahagia memiliki arti yang sangat sederhana. Ketika aku bisa bersama dan berbagi dengan orang lain, saat itulah aku merasa bahagia.

Kadang bahagia tidak hanya berbagi materi, rangkaian nasihat, atau sekedar kemampuan saja. Lebih dari itu terkadang kita perlu tatapan mata yang meyakinkan, jabat tangan erat yang mampu membangkitkan semangat, dan pelukan hangat untuk saling menguatkan.

Kenapa harus bersedih ketika di luar sana masih banyak orang yang tidak beruntung, yang tidak dapat menemukan kebahagiaan? Bukan, mereka mungkin hanya belum menemukannya. Nafas yang kita hirup, mata yang tak berhenti melihat kebaikan, mulut yang selalu menerbar manfaat, telinga yang peka mendengarkan orang lain, dan akal untuk kita berpikir.

Langit terlalu indah untuk tidak dilihat, bunga terlalu wangi untuk tidak kita rasakan baunya, dan semesta tidak berhenti untuk membuat kita berpikir! Kita kadang membutuhkan orang lain, tapi sebenarnya lebih sering orang lain yang membutuhkan kita. Bisikkan kepadaku apa saja yang kau rasakan, karena kau tak pernah sendiri. Maka berbahagialah, karena bahagia itu sederhana. Lalu bagikan kebahagiaanmu, berikan cintamu untuk orang-orang yang membutuhkan cintamu :)

0 komentar

Rasa dan perasaan..

Sebutir debu dalam tanah
Menjajikan rasa tanpa nama
Ayat-ayat kian menanda
Sebait kata tak bertahta

sejauh perasaan terbatas
kian menjadi satu rasa
mengingat tak lagi ada cinta
semburat senyum telah tercela

Rasa dan perasaan
menunduk serendah kalbu
bermakna sedalam rima
berkuasa dalam jiwa



Sering tersebut, tapi sampai sekarangpun aku tak dapat mendeskripsikan apa perasaan itu. Yang ku tau, bahkan cinta dapat mematahkan teori Hukum Gossen I. Ya, bicara soal rasa dan perasaan. Hanya Alloh, cukup Alloh saja, Sang Maha Mengetahui :')
Alhamdulillaah...



0 komentar

16 Desember 2012



Jayamahe dan Sportorium UMY

Meskipun banyak yang terlewat pagi ini, mulai dari memasak, rakor NA, sampai ketinggalan acara BHSB, semuanya terbayar LUNAS. Perayaan ulang tahun SMA Negeri 1 “TELADAN” Yogyakarta ke-55 yang dikemas sesederhana prinsipnya, terlihat sangat elegan 
:)

Berangkat bersama Astri sekitar pukul 06.50 dengan memakai jas almamater kebanggaan dan seragam khas putih abu-abu yang hampir 3 tahun menjadi identitas kami. Sampai di UMY, kami langsung masuk sportorium. Di sana kami memilih barisan kursi nomor tiga dari depan.
Acara pertama dimulai dengan penghormatan bendera merah putih yang dibawa oleh salah satu pasukan yang dibelakangnya diiringi dengan 11 pasukan lain yang membawa bendera TELADAN.

Koor untuk hormat pada bendera dan menyanyi bersama pun disambut serempak oleh seluruh peserta. Setelah itu pembacaan Prasetya Teladan. Seluruh peserta mendengarkan dengan saksama suara tegas yang membaca Prasetya. Dan di akhir pembacaan Prasetya,
Teladan!!
Jayamahe!!
Teladan!!
Jayamahe!!
Teladan!!
Jayamahe!!
Teriakan itu menggema di sportorium UMY. Bangga rasanya, sangat bangga :)
“Kalau sekarang aku masih SMP terus aku ikut LBB ini, dan jadi peserta upacara pembukaan di ruangan ini, pasti saat ini juga aku memutuskan buat masuk SMA 1,” bisikku pada teman sebelahku. Dia pun sepakat mengiyakan.

Acara selanjutnya sambutan oleh kepala sekolah, Bapak Zamroni, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin Bapak Masyhudi.
Begitu singkatnya upacara ini, tapi sangat berkesan. Alhamdulillaah.. Acara yang selesai sekitar pukul 08.30 ditutup dengan foto bersama untuk para guru. ^^

Semoga TELADAN tetap JAYAMAHE!

0 komentar

ISTIQOMAH

Bila Dia telah memerintahkan matahari untuk menjadi maha raksasa merah, andromeda mengalami red shift, dan bintang runtuh karena gravitasinya sendiri, semuanya akan teradi tanpa ada yang bisa menghalangi.

Ingat bagaimana ketika sebuah bola lampu menyala? Dia tidak tau apa yang dia terangi, sesuatu yang baik ataukah sebaliknya. Yang dia tau hanyalah menerangi siapapun yang membutuhkan. Salahkah? TIDAK! Karena dia telah melakukan tugasnya. Dia bukan tak peduli, hanya tidak bisa berbuat banyak. Sekarang, aku tak ubahnya seperti bola lampu.

Potret kenangan manis terlanjur terbingkai indah seiring hilangnya beban berat yang dulu pernah diemban. Aku memang belum mengalami masa itu, tapi sekarang pun aku sudah tau bahwa yang dilakukannya kurang tepat. Seberat apapun tugas yang dulu pernah dilaksanakan, bukan berarti harus dibalas dengan kesenangan. Hari ini terjadi juga atas kehendak-Nya, bukan semata-mata karena kemampuan diri sendiri. Ya, do'a.

Istiqomah sangatlah berat, aku pun tak yakin apa yang terjadi besok.
Wahai yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini atas ketaatan kepada-Mu..
Ana uhibbukum fillah...

0 komentar

8 Desember 2012

"Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh. Mohon maaf kepada bapak ibu pengawas dan peserta UAS. Pengumuman pertama, untuk kelas XII nanti wajib mengikuti acara seminar motivasi dari KATY '82 pukul 08.30 di aula...", begitu kata Pak Ris di sela-sela aku dan teman-teman mengerjakan UAS terakhir. Hari itu memang kabarnya ada seminar motivasi, tapi sekolah belum mengumumkan secara resmi.

"...Pengumuman kedua, untuk kelas XII IPA..." Wah apalagi ya, khusus IPA lagi...
"...Remidi biologi telah tertempel di papan pengumuman depan 104, silahkan bisa dilihat. Trimakasih. Wassalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh"
-_________- Ya Alloh... Pengumuman sekejap itu sangat menggangguku mengerjakan UAS. Jujur. Aku sangat tidak siap menerima kenyataan dan sangat yakin minggu depan masih harus menguras tenaga dan berdamai dengan buku biologi yang se-amazing camble. Berhubung sudah terganggu dengan pengumuman, kuputuskan untuk mengumpulkan pekerjaan dan langsung keluar kelas menuju 104.

Kulihat daftar kelas XII IPA 5, dan Alhamdulillaah Ya Alloh...
Aku dan teman-teman menuju aula karena Pak Ris sudah memanggil-manggil lagi. Tiba-tiba
"Eh Sek, sini", kata Mufti.
"Kenapa Muf?"
"Tanyain dong sama Bu Murni integral ada remidian atau nggak. Kita gak ada yang berani tanya ni."
Astaghfirulloh, itu namanya mengorbankan diri sendiri -__-"
"Yawes tak tanyain."

Kata Bu Murni, "Remidi sak angkatan malah repot aku. Udah, integral gak ada remidi."


Di seminar motivasi, aku bertemu dengan sosok-sosok yang luar biasa. Beberapa kalimat sempat tercatat dalam memori ingatanku...

Ombak yang besar akan melahirkan peselancar yang hebat
Itu salah satunya.

dan sepucuk surat yang kudapat itu :')

Kini air mata telah jatuh dan... Ah, hari ini terlalu indah..

0 komentar

Tak Berdaya

tempat ini, indah..
aku tidak berdaya di hadapan semesta-Nya, sungguh
aku ini terlalu kecil, jauh lebih kecil dibandingkan Betelgeuse
teleskop ultra pun tak mampu memperbesarku
apalagi dengan semesta-Nya

aku tidak berdaya di hadapan semesta-Nya
tapi aku tidak sendiri di sini
mereka sebut kami ini gugusan bintang
mengajakku pergi berkelana jauh ke angkasa
agar kelak aku tak sempat lagi untuk bertanya
kenapa kita harus bersama

sering langkah ini tetatih, tapi mereka...
memegang tanganku lebih erat
mengajakku berdiri
akhirnya aku menyerah dengan kata LELAH


memang tak seharusnya ada di tempat antahbrantah ini
aku hanya TERSESAT, begitu tepatnya
bagi-Nya, tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat
takdir telah tertata rapi
dan rencana-Nya....
terlalu indah untuk dapat ditebak :)

0 komentar

Rasa ini...
telah menyeruak di tengah telaga yang bening airnya
di antara rerumputan yang hijau
memanggil-manggil datangnya pelangi

Tapi dimanakah sang pelangi itu?
sebuah kesetiaan kini tengah tumbuh
Namun dia tak juga datang
Rasa ini tak mau mengalah dengan lelah berharap
Menunggu sampai sang pelangi itu datang menghampiri



0 komentar

The Power of New Spirit

Aku mulai bangkit..
Di tengah masa yang senja..
Di tengah kezaliman yang tak kunjung berdamai..
Aku mulai berucap..
Sekalipun aku terbata-bata..
Menafsirkan kata-kataNya..
Aku mulai melihat..
Diantara gelapnya zaman ini..
Entah mana yang harus dibela..
Aku mulai mendengar..
Sedikit demi sedikit..
Tentang panggilan dariNya..

Karena hanya kepadaNya aku bersimpuh. Di sini aku akan bertahan, dan tetap bertahan! untuk saudaraku, negaraku, dan agamaku :)

0 komentar

Idealis VS Realistis

Jika ideal itu dikatakan hanya pendapat para menteri, jiwa muda seperti saya pun sering berpikir secara ideal. Pemuda berpikir sangat luas, ingin membuat banyak perubahan. Mungkin kemerdekaan Indonesia ini dulu hanyalah sebuah pemikiran idealis, tanpa realita. Penjajahan ratusan tahun itu seakan tak akan berakhir. Tetapi apa yang dilakukan rakyat Indonesia? Mereka berhenti berjuang dan pasrah? Tidak!

Mereka selalu mendobrak pintu penjajah dengan strategi tercanggih yang mereka mampu. Tidak berhenti di situ, mereka melakukan perundingan-perundingan, membuat konsep terindah untuk negeri yang entah kapan berhenti dijajah.

Bukan masalah mampu atau tidaknya pikiran idealis itu diwujudkan, tapi seberapa besar usaha untuk merealisasikannya. Siapapun berhak membuat rencana, tapi bukankah Allah yang akan menentukan?


Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. ( QS. Maryam 19:35-36)

Move On! Kebaikan tetaplah menjadi kebaikan :)

0 komentar

Siapakah dia?

Hari ini les di Primagama seperti biasa. Kukira mata pelajarannya Bahasa Indonesia, ternyata Matematika Pak Aji. Pak Aji ini adalah guru yang luar biasa menurut saya. Kenapa? Karena beliau tau betul tentang informasi dunia perkuliahan. Alhasil Pak Aji sering dijadikan konsultan di kelas. Saya beberapa kali bertanya tentang jurusan yang saya inginkan, dan jawabannya cukup memuaskan.

Hari ini pun begitu. Tapi saya tertegun ketika beliau tiba-tiba berkata, "Kalian jurusan IPA kan? Tapi saya yakin, diantara kalian semua yang ada di ruangan ini, PASTI tahun depan ada yang masuk IPS."

Entah apa yang membuat saya tiba-tiba terpaku mendengar pernyataan beliau...

0 komentar

Terpilih untuk Memilih

Siang tadi tidak jauh berbeda, seperti rutinitas biasa. Pulang sekolah langsung menunggu bis. Alhamdulillaah lumayan cepat, biasanya harus setengah jam bergulat dengan teriknya matahari.

Yang berbeda, ketika masuk bis kulihat seorang mas-mas seumuran mahasiswa yang hampir lulus, pakaiannya resmi banget. Pakai baju warna biru tua dan ditangannya memegang sebuah clipboard dengan beberapa lembar kertas di jepitnya. Berhubung bis udah penuh banget dan yang kosong tinggal kursi yang disebelah mas-mas itu, alhasil kugunakan tas sebagai senjata hahaha (you know)

Setelah beberapa meter berjalan, alhamdulillaah adek2 yang tadinya duduk di barisan sampingku turun juga oyeee artinya aku dapet tempat duduk ! ^^
Tapi.... Lagi-lagi aku masih penasaran dengan gerak-gerik mas-mas yang dari tadi sibuk banget nyatet setiap ada panumpang yang naik atau turun dari bis. Entah mungkin kebetulan atau tidak, pikirku mungkin lagi observasi buat skripsi. Masih bertanya2 juga, kok dari tadi gak turun-turun ngapain ya?

Kuabaikan pertanyaanku karena tidak kunjung terjawab. Aku lebih memilih melihat ke luar melalui jendela bis untuk mencari sebuah asrama Sulawesi yang kata Mb Mida Mardhiyah (salah seorang officer Penyala Jogja) di situ jualan es Palu Butung. Ancer2nya sih setelah jembatan Sayidan. Setelah pasang mata selama perjalanan, alhamdulillaah gak rugi, asramanya ketemu! :D
Asrama itu ada di Pakualaman deretannya Coklat Monggo , sebelah selatan jalan.

Sampai di Glagahsari, mas-mas yang tadi tiba-tiba duduk di sampingku.
"Mbak, boleh wawancara?"
"Oh, iya silahkan."
(batinku ngapain ya)
"Mbak tadi naik bis dari mana?"
"Dari SMA...." belum selesai kujawab
"Teladan ya mbak?"
"Iya, dari SMA 1." (sambil senyum)
"Teladan kan ya mbak?", ulangnya lagi.
wah,baiklah akhirnya kujawab "Iya."






Ternyata mas2 tadi dari Dinas Perhubungan lagi mengevaluasi tentang angkutan umum, minta kritik saran dsb. Senengnya bisa mengungkapkan saran buat angkutan kota dan semoga saranku mewakili pengguna angkutan umum yang belum sempat diwawancarai haha :D

0 komentar

6 Alasan Seorang Pelajar Boleh Mengeluh

Jika Anda adalah pelajar, berikut adalah 6 alasan kenapa anda mengeluh, yaitu ketika:

1. Listrik di daerah anda lebih buruk dari daerah Majene yang bahkan di sana tak ada listrik. Jangankan menggunakan AC, lampu pun tak ada!

2. Perjalanan yang anda tempuh menuju sekolah jauh lebih sulit daripada sekolah di Tamaluppu, yang hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki dari Passau selama 2 jam.

3. Jauh dari keluarga yang anda cintai, lebih jauh daripada tak mampu untuk sekedar telepon karena tak ada sinyal seperti di daerah Passau.

4. Bangunan kelas anda lebih buruk dari ruang kelas SD Sumber Jaya 2 di Tulang Bawang Barat yang hampir roboh.

5. Uang saku anda lebih memprihatinkan ketimbang harus mencabut ubi untuk sarapan dan harus menyebrang sungai dengan kapal kayu selama 15 menit untuk mendapat sebungkus es teh seperti di daerah Bengkalis.

6. Guru yang mengajar anda lebih sibuk dari 2 guru yang harus mengajar 6 kelas dalam satu waktu seperti di Halmahera Selatan.

Silahkan mengeluh jika mengalami semua hal di atas.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al Baqarah 286)
Tapi ketahuilah kawan, mimpi mereka begitu besar bahkan jauh dari apa yang kita perkirakan. Sekalipun keadaaan mereka tak jauh lebih baik dari kita, namun mereka punya sejuta impian yang menari-nari dalam pikiran mereka. Lalu pantaskah kita mengeluh??

Semoga kita selalu bersyukur atas apa yang Alloh berikan kepada kita dan kita termasuk golongan orang-orang yang bertakwa. Aamiin :)


"I am the master of my fate. I am the captain of my soul." (Nelson Mandela)

0 komentar

Terbaik Bagimu

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati

La la laa
La la la laa la

0 komentar

Semua Salah

Tulisan ini saya buat ketika saya sedang bingung dengan perdebatan yang sangat tidak bermutu. Bagaimana saya bisa mengatakan itu sangat tidak bermutu? Karena yang diperdebatkan itu bukan masalah yang besar yang membuat Islam hancur berkeping-keping dan musnah dari bumi. Itu masalah yang kalo ketemuan sebentar aja udah selesai  -,- hehehe
Saya sering sekali melihat orang berdebat hanya karena mempertahankan pendapat pribadinya, bahkan pendapat pribadinya itu dikaitkan dengan kekuatan agamanya. Wow! Great! :)
Dalam Al Quran ALLOH berfirman, "dan jika kalian berlainan pendapat kembalikanlah pada Al Quran dan Hadits" begitu bunyinya, bukan seperti ini, "dan jika kalian memiliki pendapat pribadi, pertahankanlah dengan Al Quran dan Hadits sampai orang lain menuruti apa yang kamu kehendaki" Lha kalo gitu, lawan debatnya aja juga pake Al Quran dan Hadits hehehe ^^

#sekedar curhat saja :P

0 komentar

Indonesia Pusaka


Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

-Jangan selalu menyalahkan keadaan, bersyukurlah. Dan lakukan apa saja yang bisa kau lakukan, selagi itu baik dan bermanfaat bagi banyak orang-
^^

0 komentar

Biarkan aku mencintainya :) part 2

Alhamdulillaah dijemput bapak dari SMA 1 jam 17.30, pas sampai jalan adzan berkumandang... Kata bapak hari ini buka puasanya di Bale Ayu daerah Timoho karena ditraktir sama Pakde. Okedeh siap :D
Sampai sana udah ada Mas Gangga (saudara, alumni SMA 1 juga yang sekarang kerja di Samsung lulusan ITS jurusan Teknik Industri), Pakde Widodo, Pakde Heri, dan yang lain (hehe gak usah sebut semua lah). Waktu itu nyritain tentang kabar masing-masing, ya maklumlah jarang ketemu. Begitu aku datang dengan masih memakai jas SMA , Mas Gangga langsung tanggap, "Ini dari SMA 1 ya? Saya dulu juga sekolah di sana." Saya tersenyum saja karena speechless mau ngomong apa.
Kata bapak, Mas Gangga ini gajinya udah 50 JUTA perbulan. Subhanallaah :)
Itu lho yang bikin speechless hehe.
Pas ngobrol-ngobrol, Mas Gangga lagi-lagi membuatku speechless. Katanya," Apa yang manurutku bahagia, belum tentu membuatmu bahagia."

Setuju sekali dengan pernyataan itu. Perasaan tidak bisa dipaksakan. Tapi aku yakin jika semua dijalankan dengan sungguh-sungguh dan hati yang tulus insyaAllah akan menjadi hal yang luar biasa. Apa yang mereka rasa menyenangkan, belum tentu membuatku senang. Begitu pula sebaliknya, apa yang menurutku menyenangkan belum tentu membuat mereka senang. Hanya satu yang kuyakini saat ini,
Persamaan yang kita miliki tidak akan menghalangi kita untuk saling melengkapi, dan perbedaan yang kita miliki tidak akan memecahbelahkan persaudaraan kita :)

Karena itu, biarkan aku mencintainya, biarkan kami mencintai mereka :)

0 komentar

Biarkan aku mencintainya :)


Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.



Ya seperti itulah hidup. Hidup ini membahagiakan :)
Seperti sekarang.. Aku lagi-lagi menemukan sesuatu yang berbeda dari sekolahku, SMA Negeri 1 Yogyakarta. Aku tidak pernah merasakan bahwa mereka itu gagal, sama sekali tidak pernah. Yang ada hanyalah perjuangan yang tidak pernah berhenti, prinsip kuat yang selalu mereka pegang, dan kebahagiaan yang mengikuti mereka.
Akupun merasakan kebahagiaan yang sama. Suatu ketika aku dipertemukan dengan orang yang sampai sekarang aku sangat mencintainya :)
Semua butuh perjuangan. Mendapatkan cintanya itu pun sangat sulit, tapi cinta itu tanpa syarat :)
Aku tidak peduli apa yang dia lakukan, toh jika dia tidak akan tau bahwa aku ingin bersamanya. Ini bukan harta atau jabatan, tapi kekuatan cinta yang sangat besar. Bersama dan berbagi dengan mereka saja sudah sangat membuatku bahagia :)

aku mencintainya, mencitai mereka... Calon pemimpin yang masih sembunyi di balik buku-buku mereka. Biarkan aku mencintai mereka...

sekarang tidak boleh diam, LAKUKAN!

0 komentar

Akhirnya

Siang itu, dua tahun lalu tepatnya ketika kajian songsong Romadhon di Aula Katamso. Lagu ini terus saja terngiang-ngiang sepanjang hari itu. Masih ingat betul :')

Ku sadari akhirnya kerapuhan imanku
Telah membawa jiwa dan ragaku
Ke dalam dunia yg tak tentu arah
Ku sadari akhirnya Kau tiada duanya
Tempat memohon beraneka pinta
Tempat berlindung dari segala mara bahaya

Reff: oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa selama ini
aku tak menjalankan perintahMu
tak pedulikan namaMu
tenggelam melupakan diriMu
oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa sempatkanlah
aku bertobat hidup di jalanmu
tuk penuhi kewajibanku
sebelum tutup usia kembali padaMu
oh kembali padamu ohhh

Subhanallaah.. Alhamdulillaah.. :)

0 komentar

Sang Penakluk

Secarik kertas putih tak tertulis
sebaris nama saja tersurat
menunjukkan kaulah sang penakluk
menyeruak memanggil  keraguan
perlahan kubuka lembaranmu
masih terbata kubaca
tak percaya
kaulah sang penakluk :)

0 komentar

MOVE ON! :)

Halimun membiaskan sang fajar
Terbawa angin tak berdaya
Terlahir tak saling merangkul
Setetes lagi dia jatuh
Membasahi ciptaan-Nya


*Puisi ini untuk teman-temanku:
Afifah Khoiru Nisa
Muhammad Hanif Pranawa
M. Faizal Herliansyah
Miftahul Ajri

Maaf aku sering merepotkan kalian selama ini. Jazakumullah khoir..

0 komentar

Cerita Sie Konsum PTB WDP XXVII Wehehe


Minggu, 24 Juni 2012
Cerita si konsum spectrum sosial PTB WDP XXVII

Alhamdulillaah.. setelah empat hari kemah di desa teguhan, guningkidul, ini hari keduaku di rumah.

Senangnya empat hari berada disana. Banyak sekali pelajaran berharga yang kudapatkan.

Aku kebetulan diamanahi menjadi koordinator sie konsumsi spectrum sosial PTB WDP XXVII bersama dengan Miftahul Ajri. Ini untuk kedua kalinya aku menjadi sie konsumsi PTB. Meskipun baru belajar masak, bisa dibilang belum bisa masak (haha!) amanah itu tetap harus diterima. Berawal dari rapat PH inti TJRC yang memilih panitia inti dan koordinator sie untuk spectrum sosial. Diputuskan bahwa ketuanya adalah Herditama Galih dan aku disarankan Ita menjadi koor konsum. Meskipun tadinya menolak tapi akhirnya terpilih (lagi) menjadi sie konsumsi.

Malamnya H-2 PTB..

Untuk teman2 yang mau membawa tikar besok berangkat sebelum jam 07.30. Tikar masih kurang. Terimakasih.

SMS itu dari sekretaris Septiana Rizki Fauziah. Bahkan masih ada kendala-kedala yang dihadapi sebelum berangkat PTB. Selain tikar kendala lainnya adalah tidak ada yang bersedia membawa motor untuk transportasi di sana. Meskipun begitu, Alhamdulillah semuanya bisa terkendali. Paginya aku berangkat ke sekolah pukul 07.00 karena aku bertugas membawa tikar. Di sekolah masih sepi memang, karena harusnya kumpul jam 08.00.

Sampai di sekolah..
Waaa bumbu pawonnya ketinggalan!
Okelah akhirnya kami memutuskan untuk membeli bumbu pawon di tempat PTB. Aku dibantu Ita, Bayu, dan Hanifan menurunkan barang-barang.

Di sela-sela menunggu waktu berangkat (karena ternyata berangkatnya jam 10.00), sie konsum masih membeli bahan-bahan yang masih dibutuhkan. Widy dan dek Asti beli sosis di pasar serangan. Sementara itu sie konsum yang lain membantu sie perlengkapan untuk mengecek dan mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa. Aku dan Rayi bertugas menjaga barang dan telur di depan lobi (perjalanan telur 1 kg ini bisa sampai di tempat PTB menjadi rahasia pertama sie konsum, haha). Ita dan sie lain membawa barang-barang dari markaz ke depan lobi yang hari sebelumnya sudah dipersiapkan.

Sekolah mulai ramai dengan lalu-lalang panitia PTB. Sekitar pukul 09.00 truk untuk membawa barang datang. Sie perkap segera mengangkut semua barang spectrum sosial ke dalam truk. Kami kembali mengecek barang-barang dan memastikan semua anggota sie konsum dan sie perkap telah lengkap dan siap untuk berangkat. Sebelum naik ke bis, Khusnul (sebagai panum, kayaknya si acara) memintaku untuk mendata semua spectrum sosial yang berangkat H-1. Setelah itu aku menyusul teman-teman naik ke bis. Aku kebagian duduk di kursi paling belakang dan paling pojok dekat jendela.











 





Dalam perjalanan..
Setelah menunggu cukup lama di dalam bis, pukul 10.37 (menurut jam di HPnya Widy) kami berangkat ke desa Teguhan. Oh iya, jumlah sie konsum totalnya ada 10 orang dan jumlah semua spectrum sosial ada 59 (termasuk 3 orang non TJRC, yaitu Deva, Uci, dan Yan). Tapi yang berangkat H-1 hanya dijatah sebagian sie konsum (aku, Ita, Widy, Rayi, Dek Asti) dan semua sie perkap. Di jalan, aku Widy dan Dek Asti berbicara tentang menu-menu masakan untuk PTB. Perjalanan cukup lama, sekitar pukul 12.15 kami sampai di desa Teguhan. Sampai di sana kami segera sholat dzuhur. Setelah sholat dzuhur kami kembali ke pendopo. Sampai di pendopo ada SMS dari Bayu

Kar, ke truk

Ternyata sie konsum diminta mengecek semua barang-barang bawaan. Setelah kami mencari, hanya satu benda yang gak ketemu, tampahku ilang. Okelah, gak apa. Desa Teguhan ternyata cukup asri, penduduknya sangat ramah. Ketika kami datang di rumah konsum pun sudah disambut dengan baik dan dibantu untuk memasang kompor. Selain itu kami juga disediakan tikar oleh Bu Sarti. Tikar dari perkap memang sudah ada, tapi kurang untuk bersepuluh (maaf ya perkap, dimaklumi kok :D). setelah semua barang sudah dibawa ke rumah konsum, kami mulai menata barang-barang seperti panci, wajan, nampan, dll. Setelah selesai menata barang, sementara sie perkap sibuk membangun tenda, sie konsum makan siang! (enaknya ^^). Kami berlima saling bertukar lauk dan sayur. Rayi membawa oseng usus, Widy membawa ayam goreng, Ita dan dek Asti lupa bawa apa, dan aku bawa gudeg. Setelah makan siang kami berkenalan dengan Ibu Sarti (yang punya rumah). Ibu Sarti memiliki 3 orang putra, yang paling bungsu masih SD namanya Marsela, yang nomor 2 kelas 1 SMA, dan yang pertama sudah bekerja. Kebetulan yang akan kami tempati selama empat hari adalah rumah bagian depan, ya semacam ruang tamu. Di bagian samping rumah terdapat kandang sapi dan kambing. Bagian depannya terdapat halaman yang dimanfaatkan menjadi kebun kecil yang ditanami cabai dan kemangi. Rumah ini gak jauh beda dengan rumah konsum PTB divisi lingkungan tahun lalu. Hanya saja tempatnya agak jauh dari lapangan. Di ruang depan itu juga terdapat TV yang biasa digunakan keluarga untuk menonton TV dan digunakan untuk bermain PS oleh anak-anak sekitar rumah (kata Bu Sarti). Rumah ini cukup modern ternyata. Buktinya di bagian belakang ada kamar mandi dan WC (hebat gak? Dibedain lho kamar mandi sama WC)

Sorenya (lupa jam berapa) kami mulai memasak (yeyey! :D). awalnya kami dibantu Bu Sarti untuk memasak nasi. Sebenernya mau masak sendiri, tapi kalo nolak kan gak enak (hehehe, padune). Sementara menunggu nasinya matang, kami memilih-milih menu untuk makan malam (maaf perkap, sebenarnya menunya itu belum pasti haha). Akhirnya diputuskan menunya sosis goreng dikasih telur. Karena yang dimasakin cuma 10 orang, Alhamdulillah bisa tepat waktu! Kami bisa membagi konsum jam 18.00.

Kata Yayan, “Jangan sampe dinyanyiin ‘Sekar forgive us, maafin kita semua’ hahaha.”
Aku, “-_______- kalo nasinya kurang, atau masakannya kurang asin, atau kurang apapun bilang aja.”

Malamnya Ita mengusulkan untuk evaluasi hari pertama. Selesai evaluasi kami bermain truth or dear sambil makan snack (nikmatnyaJ ini sekaligus menjadi rahasia kedua sie konsumsi hoho).

Di tengah-tengah main ada SMS dari Bayu dan Yayan

Makan malamnya enak, ada sosisnya haha. Pompanya konsum ada berapa ya?

Alhamdulillah enak ^^ tapi sambelnya bneran pedes bgt.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 lewat. Karena ada kendala, Widy segera memberitahu Yan dan Yan menyetujui kami untuk segera pindah ke tenda. Dalam perjalanan ke tenda, Subhanallah, ternyata bintangnya kelihatan terang banget. Di sana ada rasi scorpio, canis mayor, canis minor, Gemini. Di tenda gak terlalu dingin, kata temen-temen gak sedingin tahun lalu, Alhamdulillah. Paginya jam 03.30 kami segera pindah lagi ke rumah konsum. Pagi-pagi kami mengetuk pintu rumah tapi tidak ada respon, maklmlah jam segitu. Setelah sekitar 30 menit menunggu, Alhamdulillah pintu dibukakan oleh Bu Sarti.

“Sampun dangu napa njenengan?”
“Dereng kok Bu, nembe mawon.” Kataku. Udah setengah jam di luar sebenernya Bu T_T

Karena khawatir telat, kami buru-buru memasak. Pagi ini kami memasak tempe goreng dan tahu unyu (kata dek Asti). Itu lho tahu yang dilembutin terus dikasih telur. Alhamdulillah gak telat, tapi ya gitu deh rasanya (haha). Ada SMS kritikan ternyata, dari Yayan

            Tahunya masih kurang, hehe. Terus sambelnya masih tawar. Itu dari aku.

ini dapet banyak protes lho dari sie konsum hehe. Katanya

”sambelnya enak kok menurutku, beneran.”
“iya menurutku udah enak, manis lagian.”

Apa gak rata ya bikinnya. Sambel itu bikinanku sama Widy haha.
Baiklah. Karena tahunya dibilang kurang dan memang lauknya jatahnya segitu, untuk makan selanjutnya mungkin nasinya aja ya yang agak dikurangi. Beneran, waktu itu nasinya banyak banget. Dan sisa banyak lagi, tapi gak apa. Oh iya, selain masak, konsum juga punya jatah nyiramin tanaman TOGA setiap pagi dan sore untuk fragmen apotek hidup.

Jam 10.00 kami lanjut masak untuk makan siang. Rayi bertugas memasak beras (hingga akhirnya dijuluki spesialis nasi), aku, Widy, dan Dek Asti membuka kaleng sardine, sementara Ita mempersiapkan peralatan masak. Widy sempat tersayat karena membuka kaleng sardine yang tajam, tapi Alhamdulillah darahnya bisa segera berhenti. Di tengah-tengah masak datanglah dek Lia, dek Astuti, sama Astri.

“Haloooo!”, kata mereka dengan wajah yang sangat ceria haha (beneran ini).
Krik…krik…krik
“Kok pada biasa aja sih kita dateng?”
Krik…krik…krik
“Mbok heboh gimana gitu.”
“Hahahaha.”

Alhamdulillah sardine nya bisa dihidangkan dengan rasa yang katanya enaknya pake banget hehehe. Ini juga berkat bantuan semua karena pas masak aku cuma nambahin bumbu dan yang ngrasain temen-temen :D

Temen-temen konsum yang lain seperti dek Nawang dek Namira dek Fitri dek Husna dan dek Dewi serta temen-temen yang lain (Sayekti, Zinda, Kiky, Muthia, Miftah, Nisa) udah pada dateng yeyeyey Alhamdulillah jadi rame. Dari situ kami mulai membagi tugas. Ita mengatur kerjanya. Ita, Widy, dan Dek Asti (kalo gak salah) bagian nyuci piring. Rayi dan Dek Fitri bagian masak nasi (rura basa lagi). Aku, Dek Nawang, Dek Namira, Dek Husna, dan Dek Dewi bagian masak lauk dan sayur. Menu makan malam kali ini oseng tauge sama tahu dan lauknya nugget. Tapi berhubung tahunya kurang, jadi ditambahin tempe. Dan alhasil tempenya jadi banyak buanget, gak sebanding dengan tahunya. Walaupun udah ada pembagian tugas, tapi kami tetep saling membantu kalo ada yang butuh J

Setelah dicoba berkali-kali makannya masih ada yang kurang. Kurang sesuatu apa gitu. Terus Dek Asti usul untuk menambahkan bumbu dan alhamdulillaah enaaak, makasiiih Dek (rahasia ketiga B-)

            Setelah dibagikan Alhamdulillah banyak komentar positif. Oiya, sie konsum malam ini mencantumkan hadits di bungkusan makanan tentang perintah untuk membaca bacaan ‘basmallah’ dan mencantumkan doa jika lupa berdoa di awal makan. Ide itu dari Ita. Tau kenapa? Ya gak apa, biar ngingetin aja haha. Ada 3 hadits yang disiapkan Ita buat dicantumin di makanan. Makasih temen-temen atas komentar positifnya, sampe diumumin segala lewat panum, jadi terharu hiks hiks.

            Berhubung nasi malam ini gak sisa, baiklah malam ini harus masak lagi. Malemnya untuk refreshing kami jalan-jalan ke tenda. Wah tahun lalu aku gak sempat jalan-jalan kayak gini hehe. Aku, Ita, Widy, dan temen-temen mampir ke tenda sosial yang jadi satu sama kesenian. Ternyata lagi pada ngisi TTS dan aku ikuuuut!

Habis puas dari tenda aku dan Widy pulang duluan, eh baru inget kalo masih ada nasi yang harus dimasak. Tadinya sih mau 5kg dimasak sekalian, tapi ternyata gagal. Gak apa, mungkin karena udah capek, kata Rayi. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan besok pagi.  Rayi beli jahe susu di depan, harganya 3000 katanya, tapi enaak banget. Habis itu kami tidur semua. Maaf ya Kiki kami gak ikut acara makrab spektrum soalnya ngantuk banget, itu aku juga yang mengijinkan buat gak ikut, maaaf.

Paginya kami berencana bangun jam 3 buat masak nasi. Tapi agak molor jadi bangun jam 03.20. ya Allah! Itupun aku salah lihat jam, tak pikir jam 02.20. Ya ini kalo namanya ngantuk, baca jam aja salah banget. Rayi langsung cerita tentang kendala kedua konsum malem ini, ternyata bukan cuma aku yang ngrasain. Rayi dan Widy ngrasain hal yang sama, masyaAllah. Oke, kami putuskan malam nanti harus pindah, dan Alhamdulillah bisa J

Kami lanjut masak nasi yang tadi malem kurang mateng. Akhirnya diulang lagi sama Rayi, semangat Rayi! Udah lumayan kali ini, tapi masih ada bagian tertentu yang kurang mateng, agak keras, yaudah gak apa. Pagi ini masak nasi gorengnya yang tahap pertama dibantuin Zula. Setelah dicoba berkali-kali ada rasa yang kurang, ternyata gula pasir. Akhirnya aku dan Dek Fitri beli gula pasir dan kecap di warung. Tapi sampai rumah konsum ternyata udah selesai masak nasinya. Okedeh, ini untuk yang selanjutnya aja. Berhubung kami tahu rasa nasi gorengnya ini kurang memuaskan, kami putuskan untuk mencantumkan hadits yang isinya perintah larangan mencela makanan hehe, jurus kedua! Jengjeng!

Nasi goreng tahap pertama udah dibungkus dan udah diambil sama yang ikhwan. Saatnya menggoreng yang kedua dan ketiga. Yang kedua dan ketiga ini jujur, rasanya lebih enak dari yang pertama (maaf ya ikhwan!). Alhamdulillah :D
Jurusnya cukup berhasil dan gak ada yang bilang kalo nasinya begini dan begitu kalo gak ditanyain.

Ada komentar lagi dari Yayan dan Zinda atau Sayekti aku lupa (karena kami tanya)

Emm kayaknya nasinya kurang mateng ya.

“Kamu mau tak kasih tau kekurangannya?”
“Mau mau. Bilang aja, kenapa?”
“Nasinya kurang mateng.”
“Ooh hehe, maaf yaaa.”

Oke untuk makan siang gak boleh coba-coba lagi. Selesai nyuci peralatan masak, kami langsung nyicil buat makan siang. Aku, Ita, Rayi, dan lupa siapa mengambil bahan makanan yang hari sebelumnya udah dipesen di warung. Ada kejadian lucu di tengah jalan ketika kami membawa makanan. Tapi gak usah dicritain kali ya. Lanjut aja.

Kami masaknya telat banget, baru bisa dibagikan jam 13.30, maaf teman-teman huhu. Habis makan, kami inget belum menyediakan satu bungkus sop untuk Mas Novi (dokter di pengobatan gratis, alumni teladan juga). Alhamdulillah pas masih ada satu porsi sop di panci dan masih ada sendok bebek yang nemu di markaz yang habis tak cuci hehe (aduh parah! Gak apa, bersih kok bersih. Higenis wes). Kata Ita dan yang lain, udah gak apa. Sip deh Ita J
Setelah itu kami mencuci peralatan masak dan Ita mulai mempersiapkan bumbu untuk makan malam. Makan malam kali ini rencananya ayam bacem dan sambel tomat. Untuk kali ini aku gak bisa bantu nentuin bumbu, afwan jiddan. Mungkin memang lagi disuruh istirahat. Waktu Widy tanya-tanya pun cuma kujawab pake feeling jumlah bumbu-bumbunya (haha! Maaf ya semua). Habis sholat maghrib aku lihat Sayekti lagi ngulek sambel sama dibantu dek Husna, Widy, dek Namira, dkk. Ita sibuk di depan kompor, gak sempat lihat dia lagi ngapain. Tapi kayaknya lagi nggoreng telur buat sie konsum. Jadi selain masak, sie konsum itu bertugas menghabiskan makanan juga hehe. Ya kan daripada mubadzir? :D

Oh ya, selain ayam bacem juga ada tahu dan tempe bacem. Lauknya ditambah soalnya ayamnya kecil. Tadinya tu tempenya kurang berasa, terus Ita dan Dek Asti punya inisiatif. Mereka mencoba berkreasi dengan tempe hambar dan Alhamdulillaah enaaaak (rahasia keempat, cling! Top deh yuhuuu :3)

Wah makan malamnya belum jadi, akhirnya ku SMS temen-temen di tenda.
Maaf ya konsumnya agak telat
Nita bales,
Gpp mbaaaaaa, maaf ya kita malah ngrepotin :(

Setelah siap, langsung dibagikan. Oh iya malem ini ada pensi jam 8, suaranya udah kedengeran dari rumah konsum. Habis makan malam, kami nyuci alat masak dan bersih-bersih tempat. Udah selesai beres-beres, kami langsung ke lapangan. Ternyata di sana lagi pensi dari adek-adek binaan rohis. Tahun ini pensinya gak pake api unggun, tapi pake lampu. Tapi tetep seru! Mereka nyany, lucu-lucu banget deeeh ^^

Habis rohis, pensi dari sains. Sains pertunjukannya kreatif banget, tahun lalu juga. Mereka menceritakan berbagai profesi. Ya gitulah, sulit dijelaskan secara singkat hehe. Warganya rame banget pada dateng dan antusias, tapi sayang hijabnya itu loh :D

Di situ aku dan Widy dikasih tau sama bapak-bapak warga Teguhan, pokoknya suruh njaga tenda. Soalnya pernah kejadian pas ada kemah dan lagi pensi juga, eee kecurian. Akhirnya aku bilang aja sama Riana dan beberapa panum segera ngecek dan ngawasi sekitar tenda.
Wah pensinya sains udah selesai. Selanjutnya dari sosial ternyata, alhamdulillaah gak kelewatan. Penasaran mereka ngapain lagi ya? Tapi udah kelihatan Faizal bawa gitar, bisa ditebak pasti nyanyi. Haha curhaaaaaaaaaaaaaaat! Lagu itu ditujukan buat CC plus ketua TJRC, Amin. Waktu ada lirik yg berbunyi ‘….telat makan’ langsung aku dan Widy kompak bilang
“Waaaaah…….”
“Balik yuk balik, males kayak gini. Mana diulangin lagi.” Kata Widy.
Hehe kesel juga sih sebenernya, tapi memang telat kok. Widy SMS Yayan kalo sie konsum mutung dan katanya sampe temen-temen di tenda pun percaya. Hehe gak kok, cuma ngerjain kalian aja. Pensinya bagus J
Karena udah malem, kami cari tempat buat istirahat. Alhamdulillaah kesenian sama rohis bersedia menampung kami. Sebelumnya kami janjian bakal balik ke rumah konsum jam 02.30, biar gak telat gitu. Sebelumnya aku dan Rayi menyempatkan beli jahe susu dulu ^^ habisnya gak sempat bawa susu di sana. Jam 02.30 alarm Widy bunyi dan kami segera kembali ke rumah konsum. Sampe di sana ngetuk pintu gak ada yang buka, yaudah telpon Yan. Setelah 2 kali telpon, baru diangkat dan bisa masuk yey. Langsung deh kami nyiapin bahan-bahan dan mulai masak. Rayi lagi-lagi masak nasi hehehe.
Gak lama, yang dari rohis pun dateng, lengkap deh! Di tengah masak nasi, kompornya mati. masyaAllah gasnya habis :(
Berhubung masih pagi banget dan kami bingung mau kemana, Ita mengusulkan untuk telpon panum. Dek Astuti ditelpon gak ngangkat. Dek Lia ditelpon alhamdulillaah diangkat. Katanya panum gasnya juga habis tapi dipenjemin ibu yang punya rumah. Waduh telat lagi nih. Dek Asti mencoba telpon yang ikhwan.
Telpon Hanifan, gak diangkat.
Yayan, dimatiin.
Yayan lagi, dimatiin lagi.
Aduh, siapa lagi ya?
Masih Yayan, sekarang HPnya yang dimatiin.
Hanif, gak bisa dihubungi.
Jalu, gak diangkat.
Mulai panik…
Dek Yusuf, gak bisa juga
Jalu, “Gimana?”
Alhamdulilllaah…
“Jal, gasnya habis.” Kataku
“Ha?”
“Gasnya habis.”
“Oh… apa?”
“Ehem, gasnya habis Jal.”
“Oh ya ya.”

Gak lama Yayan sama Jalu dateng. Mereka langsung beli gas di pasar. Yeeey lanjut masak lagi. Hari ini special buat ikhwan karena diduluin makannya. Sedangkan yang akhwat belakangan. Gak apa ya? Image hehe. Habis itu kami beres beres dan setelah sholat dhuhur kami pulang.
Sekian cerita di PTB WDP XXVII J

Alhamdulillah, terimakasih kepada:
Warga Desa Teguhan yang menampung kami
Bu Sarti dan keluarga yang memberi kami tempat
Orangtua yang mengizinkan kami ikut PTB
Panum yang menyediakan fasilitas
Temen-temen konsum sosial yang bersedia jadi konsum :D
Perkap yang sering banget direpotin
Temen-temen spectrum sosial yang luar biasa
Seluruh panitia PTB WDP XXVII J