0 komentar

The Power of New Spirit

Aku mulai bangkit..
Di tengah masa yang senja..
Di tengah kezaliman yang tak kunjung berdamai..
Aku mulai berucap..
Sekalipun aku terbata-bata..
Menafsirkan kata-kataNya..
Aku mulai melihat..
Diantara gelapnya zaman ini..
Entah mana yang harus dibela..
Aku mulai mendengar..
Sedikit demi sedikit..
Tentang panggilan dariNya..

Karena hanya kepadaNya aku bersimpuh. Di sini aku akan bertahan, dan tetap bertahan! untuk saudaraku, negaraku, dan agamaku :)

0 komentar

Idealis VS Realistis

Jika ideal itu dikatakan hanya pendapat para menteri, jiwa muda seperti saya pun sering berpikir secara ideal. Pemuda berpikir sangat luas, ingin membuat banyak perubahan. Mungkin kemerdekaan Indonesia ini dulu hanyalah sebuah pemikiran idealis, tanpa realita. Penjajahan ratusan tahun itu seakan tak akan berakhir. Tetapi apa yang dilakukan rakyat Indonesia? Mereka berhenti berjuang dan pasrah? Tidak!

Mereka selalu mendobrak pintu penjajah dengan strategi tercanggih yang mereka mampu. Tidak berhenti di situ, mereka melakukan perundingan-perundingan, membuat konsep terindah untuk negeri yang entah kapan berhenti dijajah.

Bukan masalah mampu atau tidaknya pikiran idealis itu diwujudkan, tapi seberapa besar usaha untuk merealisasikannya. Siapapun berhak membuat rencana, tapi bukankah Allah yang akan menentukan?


Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. ( QS. Maryam 19:35-36)

Move On! Kebaikan tetaplah menjadi kebaikan :)

0 komentar

Siapakah dia?

Hari ini les di Primagama seperti biasa. Kukira mata pelajarannya Bahasa Indonesia, ternyata Matematika Pak Aji. Pak Aji ini adalah guru yang luar biasa menurut saya. Kenapa? Karena beliau tau betul tentang informasi dunia perkuliahan. Alhasil Pak Aji sering dijadikan konsultan di kelas. Saya beberapa kali bertanya tentang jurusan yang saya inginkan, dan jawabannya cukup memuaskan.

Hari ini pun begitu. Tapi saya tertegun ketika beliau tiba-tiba berkata, "Kalian jurusan IPA kan? Tapi saya yakin, diantara kalian semua yang ada di ruangan ini, PASTI tahun depan ada yang masuk IPS."

Entah apa yang membuat saya tiba-tiba terpaku mendengar pernyataan beliau...

0 komentar

Terpilih untuk Memilih

Siang tadi tidak jauh berbeda, seperti rutinitas biasa. Pulang sekolah langsung menunggu bis. Alhamdulillaah lumayan cepat, biasanya harus setengah jam bergulat dengan teriknya matahari.

Yang berbeda, ketika masuk bis kulihat seorang mas-mas seumuran mahasiswa yang hampir lulus, pakaiannya resmi banget. Pakai baju warna biru tua dan ditangannya memegang sebuah clipboard dengan beberapa lembar kertas di jepitnya. Berhubung bis udah penuh banget dan yang kosong tinggal kursi yang disebelah mas-mas itu, alhasil kugunakan tas sebagai senjata hahaha (you know)

Setelah beberapa meter berjalan, alhamdulillaah adek2 yang tadinya duduk di barisan sampingku turun juga oyeee artinya aku dapet tempat duduk ! ^^
Tapi.... Lagi-lagi aku masih penasaran dengan gerak-gerik mas-mas yang dari tadi sibuk banget nyatet setiap ada panumpang yang naik atau turun dari bis. Entah mungkin kebetulan atau tidak, pikirku mungkin lagi observasi buat skripsi. Masih bertanya2 juga, kok dari tadi gak turun-turun ngapain ya?

Kuabaikan pertanyaanku karena tidak kunjung terjawab. Aku lebih memilih melihat ke luar melalui jendela bis untuk mencari sebuah asrama Sulawesi yang kata Mb Mida Mardhiyah (salah seorang officer Penyala Jogja) di situ jualan es Palu Butung. Ancer2nya sih setelah jembatan Sayidan. Setelah pasang mata selama perjalanan, alhamdulillaah gak rugi, asramanya ketemu! :D
Asrama itu ada di Pakualaman deretannya Coklat Monggo , sebelah selatan jalan.

Sampai di Glagahsari, mas-mas yang tadi tiba-tiba duduk di sampingku.
"Mbak, boleh wawancara?"
"Oh, iya silahkan."
(batinku ngapain ya)
"Mbak tadi naik bis dari mana?"
"Dari SMA...." belum selesai kujawab
"Teladan ya mbak?"
"Iya, dari SMA 1." (sambil senyum)
"Teladan kan ya mbak?", ulangnya lagi.
wah,baiklah akhirnya kujawab "Iya."






Ternyata mas2 tadi dari Dinas Perhubungan lagi mengevaluasi tentang angkutan umum, minta kritik saran dsb. Senengnya bisa mengungkapkan saran buat angkutan kota dan semoga saranku mewakili pengguna angkutan umum yang belum sempat diwawancarai haha :D