Minggu, 24 Juni 2012
Cerita si konsum spectrum
sosial PTB WDP XXVII
Alhamdulillaah..
setelah empat hari kemah di desa teguhan, guningkidul, ini hari keduaku di
rumah.
Senangnya
empat hari berada disana. Banyak sekali pelajaran berharga yang kudapatkan.
Aku kebetulan
diamanahi menjadi koordinator sie konsumsi spectrum sosial PTB WDP XXVII
bersama dengan Miftahul Ajri. Ini untuk kedua kalinya aku menjadi sie konsumsi
PTB. Meskipun baru belajar masak, bisa dibilang belum bisa masak (haha!) amanah
itu tetap harus diterima. Berawal dari rapat PH inti TJRC yang memilih panitia
inti dan koordinator sie untuk spectrum sosial. Diputuskan bahwa ketuanya
adalah Herditama Galih dan aku disarankan Ita menjadi koor konsum. Meskipun
tadinya menolak tapi akhirnya terpilih (lagi) menjadi sie konsumsi.
Malamnya H-2 PTB..
Untuk teman2 yang mau membawa tikar besok berangkat
sebelum jam 07.30. Tikar masih kurang. Terimakasih.
SMS itu dari
sekretaris Septiana Rizki Fauziah. Bahkan masih ada kendala-kedala yang
dihadapi sebelum berangkat PTB. Selain tikar kendala lainnya adalah tidak ada
yang bersedia membawa motor untuk transportasi di sana. Meskipun begitu,
Alhamdulillah semuanya bisa terkendali. Paginya aku berangkat ke sekolah pukul
07.00 karena aku bertugas membawa tikar. Di sekolah masih sepi memang, karena
harusnya kumpul jam 08.00.
Sampai di sekolah..
Waaa bumbu
pawonnya ketinggalan!
Okelah
akhirnya kami memutuskan untuk membeli bumbu pawon di tempat PTB. Aku dibantu
Ita, Bayu, dan Hanifan menurunkan barang-barang.
Di sela-sela
menunggu waktu berangkat (karena ternyata berangkatnya jam 10.00), sie konsum
masih membeli bahan-bahan yang masih dibutuhkan. Widy dan dek Asti beli sosis
di pasar serangan. Sementara itu sie konsum yang lain membantu sie perlengkapan
untuk mengecek dan mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa. Aku dan Rayi bertugas
menjaga barang dan telur di depan lobi (perjalanan telur 1 kg ini bisa sampai
di tempat PTB menjadi rahasia pertama sie konsum, haha). Ita dan sie lain
membawa barang-barang dari markaz ke depan lobi yang hari sebelumnya sudah
dipersiapkan.
Sekolah mulai
ramai dengan lalu-lalang panitia PTB. Sekitar pukul 09.00 truk untuk membawa
barang datang. Sie perkap segera mengangkut semua barang spectrum sosial ke
dalam truk. Kami kembali mengecek barang-barang dan memastikan semua anggota
sie konsum dan sie perkap telah lengkap dan siap untuk berangkat. Sebelum naik
ke bis, Khusnul (sebagai panum, kayaknya si acara) memintaku untuk mendata
semua spectrum sosial yang berangkat H-1. Setelah itu aku menyusul teman-teman
naik ke bis. Aku kebagian duduk di kursi paling belakang dan paling pojok dekat
jendela.
Dalam perjalanan..
Setelah
menunggu cukup lama di dalam bis, pukul 10.37 (menurut jam di HPnya Widy) kami
berangkat ke desa Teguhan. Oh iya, jumlah sie konsum totalnya ada 10 orang dan
jumlah semua spectrum sosial ada 59 (termasuk 3 orang non TJRC, yaitu Deva,
Uci, dan Yan). Tapi yang berangkat H-1 hanya dijatah sebagian sie konsum (aku,
Ita, Widy, Rayi, Dek Asti) dan semua sie perkap. Di jalan, aku Widy dan Dek
Asti berbicara tentang menu-menu masakan untuk PTB. Perjalanan cukup lama,
sekitar pukul 12.15 kami sampai di desa Teguhan. Sampai di sana kami segera
sholat dzuhur. Setelah sholat dzuhur kami kembali ke pendopo. Sampai di pendopo
ada SMS dari Bayu
Kar, ke truk
Ternyata sie
konsum diminta mengecek semua barang-barang bawaan. Setelah kami mencari, hanya
satu benda yang gak ketemu, tampahku ilang. Okelah, gak apa. Desa Teguhan
ternyata cukup asri, penduduknya sangat ramah. Ketika kami datang di rumah
konsum pun sudah disambut dengan baik dan dibantu untuk memasang kompor. Selain
itu kami juga disediakan tikar oleh Bu Sarti. Tikar dari perkap memang sudah
ada, tapi kurang untuk bersepuluh (maaf ya perkap, dimaklumi kok :D). setelah
semua barang sudah dibawa ke rumah konsum, kami mulai menata barang-barang
seperti panci, wajan, nampan, dll. Setelah selesai menata barang, sementara sie
perkap sibuk membangun tenda, sie konsum makan siang! (enaknya ^^). Kami
berlima saling bertukar lauk dan sayur. Rayi membawa oseng usus, Widy membawa
ayam goreng, Ita dan dek Asti lupa bawa apa, dan aku bawa gudeg. Setelah makan
siang kami berkenalan dengan Ibu Sarti (yang punya rumah). Ibu Sarti memiliki 3
orang putra, yang paling bungsu masih SD namanya Marsela, yang nomor 2 kelas 1
SMA, dan yang pertama sudah bekerja. Kebetulan yang akan kami tempati selama
empat hari adalah rumah bagian depan, ya semacam ruang tamu. Di bagian samping
rumah terdapat kandang sapi dan kambing. Bagian depannya terdapat halaman yang
dimanfaatkan menjadi kebun kecil yang ditanami cabai dan kemangi. Rumah ini gak
jauh beda dengan rumah konsum PTB divisi lingkungan tahun lalu. Hanya saja
tempatnya agak jauh dari lapangan. Di ruang depan itu juga terdapat TV yang
biasa digunakan keluarga untuk menonton TV dan digunakan untuk bermain PS oleh
anak-anak sekitar rumah (kata Bu Sarti). Rumah ini cukup modern ternyata.
Buktinya di bagian belakang ada kamar mandi dan WC (hebat gak? Dibedain lho
kamar mandi sama WC)
Sorenya (lupa
jam berapa) kami mulai memasak (yeyey! :D). awalnya kami dibantu Bu Sarti untuk
memasak nasi. Sebenernya mau masak sendiri, tapi kalo nolak kan gak enak
(hehehe, padune). Sementara menunggu nasinya matang, kami memilih-milih menu
untuk makan malam (maaf perkap, sebenarnya menunya itu belum pasti haha).
Akhirnya diputuskan menunya sosis goreng dikasih telur. Karena yang dimasakin
cuma 10 orang, Alhamdulillah bisa tepat waktu! Kami bisa membagi konsum jam
18.00.
Kata Yayan, “Jangan sampe dinyanyiin
‘Sekar forgive us, maafin kita semua’ hahaha.”
Aku, “-_______- kalo nasinya kurang,
atau masakannya kurang asin, atau kurang apapun bilang aja.”
Malamnya Ita
mengusulkan untuk evaluasi hari pertama. Selesai evaluasi kami bermain truth or
dear sambil makan snack (nikmatnyaJ ini sekaligus menjadi rahasia kedua
sie konsumsi hoho).
Di
tengah-tengah main ada SMS dari Bayu dan Yayan
Makan malamnya enak, ada sosisnya haha. Pompanya konsum
ada berapa ya?
Alhamdulillah enak ^^ tapi sambelnya bneran pedes bgt.
Jam sudah
menunjukkan pukul 21.00 lewat. Karena ada kendala, Widy segera memberitahu Yan
dan Yan menyetujui kami untuk segera pindah ke tenda. Dalam perjalanan ke
tenda, Subhanallah, ternyata bintangnya kelihatan terang banget. Di sana ada
rasi scorpio, canis mayor, canis minor, Gemini. Di tenda gak terlalu dingin,
kata temen-temen gak sedingin tahun lalu, Alhamdulillah. Paginya jam 03.30 kami
segera pindah lagi ke rumah konsum. Pagi-pagi kami mengetuk pintu rumah tapi tidak
ada respon, maklmlah jam segitu. Setelah sekitar 30 menit menunggu,
Alhamdulillah pintu dibukakan oleh Bu Sarti.
“Sampun dangu napa njenengan?”
“Dereng kok Bu, nembe mawon.” Kataku.
Udah setengah jam di luar sebenernya Bu T_T
Karena
khawatir telat, kami buru-buru memasak. Pagi ini kami memasak tempe goreng dan
tahu unyu (kata dek Asti). Itu lho tahu yang dilembutin terus dikasih telur.
Alhamdulillah gak telat, tapi ya gitu deh rasanya (haha). Ada SMS kritikan
ternyata, dari Yayan
Tahunya masih kurang, hehe. Terus sambelnya
masih tawar. Itu dari aku.
ini dapet
banyak protes lho dari sie konsum hehe. Katanya
”sambelnya enak kok menurutku,
beneran.”
“iya menurutku udah enak, manis
lagian.”
Apa gak rata
ya bikinnya. Sambel itu bikinanku sama Widy haha.
Baiklah.
Karena tahunya dibilang kurang dan memang lauknya jatahnya segitu, untuk makan
selanjutnya mungkin nasinya aja ya yang agak dikurangi. Beneran, waktu itu
nasinya banyak banget. Dan sisa banyak lagi, tapi gak apa. Oh iya, selain
masak, konsum juga punya jatah nyiramin tanaman TOGA setiap pagi dan sore untuk
fragmen apotek hidup.
Jam 10.00
kami lanjut masak untuk makan siang. Rayi bertugas memasak beras (hingga
akhirnya dijuluki spesialis nasi), aku, Widy, dan Dek Asti membuka kaleng
sardine, sementara Ita mempersiapkan peralatan masak. Widy sempat tersayat
karena membuka kaleng sardine yang tajam, tapi Alhamdulillah darahnya bisa
segera berhenti. Di tengah-tengah masak datanglah dek Lia, dek Astuti, sama
Astri.
“Haloooo!”, kata mereka dengan wajah
yang sangat ceria haha (beneran ini).
Krik…krik…krik
“Kok pada biasa aja sih kita dateng?”
Krik…krik…krik
“Mbok heboh gimana gitu.”
“Hahahaha.”
Alhamdulillah
sardine nya bisa dihidangkan dengan rasa yang katanya enaknya pake banget
hehehe. Ini juga berkat bantuan semua karena pas masak aku cuma nambahin bumbu
dan yang ngrasain temen-temen :D
Temen-temen
konsum yang lain seperti dek Nawang dek Namira dek Fitri dek Husna dan dek Dewi
serta temen-temen yang lain (Sayekti, Zinda, Kiky, Muthia, Miftah, Nisa) udah
pada dateng yeyeyey Alhamdulillah jadi rame. Dari situ kami mulai membagi
tugas. Ita mengatur kerjanya. Ita, Widy, dan Dek Asti (kalo gak salah) bagian
nyuci piring. Rayi dan Dek Fitri bagian masak nasi (rura basa lagi). Aku, Dek
Nawang, Dek Namira, Dek Husna, dan Dek Dewi bagian masak lauk dan sayur. Menu
makan malam kali ini oseng tauge sama tahu dan lauknya nugget. Tapi berhubung
tahunya kurang, jadi ditambahin tempe. Dan alhasil tempenya jadi banyak
buanget, gak sebanding dengan tahunya. Walaupun udah ada pembagian tugas, tapi
kami tetep saling membantu kalo ada yang butuh J
Setelah
dicoba berkali-kali makannya masih ada yang kurang. Kurang sesuatu apa gitu.
Terus Dek Asti usul untuk menambahkan bumbu dan alhamdulillaah enaaak,
makasiiih Dek (rahasia ketiga B-)
Setelah
dibagikan Alhamdulillah banyak komentar positif. Oiya, sie konsum malam ini
mencantumkan hadits di bungkusan makanan tentang perintah untuk membaca bacaan
‘basmallah’ dan mencantumkan doa jika lupa berdoa di awal makan. Ide itu dari
Ita. Tau kenapa? Ya gak apa, biar ngingetin aja haha. Ada 3 hadits yang
disiapkan Ita buat dicantumin di makanan. Makasih temen-temen atas komentar
positifnya, sampe diumumin segala lewat panum, jadi terharu hiks hiks.
Berhubung
nasi malam ini gak sisa, baiklah malam ini harus masak lagi. Malemnya untuk
refreshing kami jalan-jalan ke tenda. Wah tahun lalu aku gak sempat jalan-jalan
kayak gini hehe. Aku, Ita, Widy, dan temen-temen mampir ke tenda sosial yang
jadi satu sama kesenian. Ternyata lagi pada ngisi TTS dan aku ikuuuut!
Habis puas
dari tenda aku dan Widy pulang duluan, eh baru inget kalo masih ada nasi yang
harus dimasak. Tadinya sih mau 5kg dimasak sekalian, tapi ternyata gagal. Gak
apa, mungkin karena udah capek, kata Rayi. Akhirnya kami memutuskan untuk
melanjutkan besok pagi. Rayi beli jahe
susu di depan, harganya 3000 katanya, tapi enaak banget. Habis itu kami tidur
semua. Maaf ya Kiki kami gak ikut acara makrab spektrum soalnya ngantuk banget,
itu aku juga yang mengijinkan buat gak ikut, maaaf.
Paginya kami
berencana bangun jam 3 buat masak nasi. Tapi agak molor jadi bangun jam 03.20.
ya Allah! Itupun aku salah lihat jam, tak pikir jam 02.20. Ya ini kalo namanya
ngantuk, baca jam aja salah banget. Rayi langsung cerita tentang kendala kedua
konsum malem ini, ternyata bukan cuma aku yang ngrasain. Rayi dan Widy ngrasain
hal yang sama, masyaAllah. Oke, kami putuskan malam nanti harus pindah, dan
Alhamdulillah bisa J
Kami lanjut
masak nasi yang tadi malem kurang mateng. Akhirnya diulang lagi sama Rayi,
semangat Rayi! Udah lumayan kali ini, tapi masih ada bagian tertentu yang
kurang mateng, agak keras, yaudah gak apa. Pagi ini masak nasi gorengnya yang
tahap pertama dibantuin Zula. Setelah dicoba berkali-kali ada rasa yang kurang,
ternyata gula pasir. Akhirnya aku dan Dek Fitri beli gula pasir dan kecap di
warung. Tapi sampai rumah konsum ternyata udah selesai masak nasinya. Okedeh,
ini untuk yang selanjutnya aja. Berhubung kami tahu rasa nasi gorengnya ini
kurang memuaskan, kami putuskan untuk mencantumkan hadits yang isinya perintah
larangan mencela makanan hehe, jurus kedua! Jengjeng!
Nasi goreng
tahap pertama udah dibungkus dan udah diambil sama yang ikhwan. Saatnya
menggoreng yang kedua dan ketiga. Yang kedua dan ketiga ini jujur, rasanya
lebih enak dari yang pertama (maaf ya ikhwan!). Alhamdulillah :D
Jurusnya
cukup berhasil dan gak ada yang bilang kalo nasinya begini dan begitu kalo gak
ditanyain.
Ada komentar
lagi dari Yayan dan Zinda atau Sayekti aku lupa (karena kami tanya)
Emm kayaknya nasinya kurang mateng ya.
“Kamu mau tak
kasih tau kekurangannya?”
“Mau mau.
Bilang aja, kenapa?”
“Nasinya
kurang mateng.”
“Ooh hehe,
maaf yaaa.”
Oke untuk
makan siang gak boleh coba-coba lagi. Selesai nyuci peralatan masak, kami
langsung nyicil buat makan siang. Aku, Ita, Rayi, dan lupa siapa mengambil
bahan makanan yang hari sebelumnya udah dipesen di warung. Ada kejadian lucu di
tengah jalan ketika kami membawa makanan. Tapi gak usah dicritain kali ya.
Lanjut aja.
Kami masaknya
telat banget, baru bisa dibagikan jam 13.30, maaf teman-teman huhu. Habis
makan, kami inget belum menyediakan satu bungkus sop untuk Mas Novi (dokter di
pengobatan gratis, alumni teladan juga). Alhamdulillah pas masih ada satu porsi
sop di panci dan masih ada sendok bebek yang nemu di markaz yang habis tak cuci
hehe (aduh parah! Gak apa, bersih kok bersih. Higenis wes). Kata Ita dan yang
lain, udah gak apa. Sip deh Ita J
Setelah itu
kami mencuci peralatan masak dan Ita mulai mempersiapkan bumbu untuk makan
malam. Makan malam kali ini rencananya ayam bacem dan sambel tomat. Untuk kali
ini aku gak bisa bantu nentuin bumbu, afwan jiddan. Mungkin memang lagi disuruh
istirahat. Waktu Widy tanya-tanya pun cuma kujawab pake feeling jumlah
bumbu-bumbunya (haha! Maaf ya semua). Habis sholat maghrib aku lihat Sayekti
lagi ngulek sambel sama dibantu dek Husna, Widy, dek Namira, dkk. Ita sibuk di
depan kompor, gak sempat lihat dia lagi ngapain. Tapi kayaknya lagi nggoreng
telur buat sie konsum. Jadi selain masak, sie konsum itu bertugas menghabiskan
makanan juga hehe. Ya kan daripada mubadzir? :D
Oh ya, selain
ayam bacem juga ada tahu dan tempe bacem. Lauknya ditambah soalnya ayamnya
kecil. Tadinya tu tempenya kurang berasa, terus Ita dan Dek Asti punya
inisiatif. Mereka mencoba berkreasi dengan tempe hambar dan Alhamdulillaah
enaaaak (rahasia keempat, cling! Top deh yuhuuu :3)
Wah makan
malamnya belum jadi, akhirnya ku SMS temen-temen di tenda.
Maaf ya konsumnya agak telat
Nita bales,
Gpp mbaaaaaa, maaf ya kita malah ngrepotin :(
Setelah siap,
langsung dibagikan. Oh iya malem ini ada pensi jam 8, suaranya udah kedengeran
dari rumah konsum. Habis makan malam, kami nyuci alat masak dan bersih-bersih
tempat. Udah selesai beres-beres, kami langsung ke lapangan. Ternyata di sana
lagi pensi dari adek-adek binaan rohis. Tahun ini pensinya gak pake api unggun,
tapi pake lampu. Tapi tetep seru! Mereka nyany, lucu-lucu banget deeeh ^^
Habis rohis,
pensi dari sains. Sains pertunjukannya kreatif banget, tahun lalu juga. Mereka
menceritakan berbagai profesi. Ya gitulah, sulit dijelaskan secara singkat
hehe. Warganya rame banget pada dateng dan antusias, tapi sayang hijabnya itu
loh :D
Di situ aku
dan Widy dikasih tau sama bapak-bapak warga Teguhan, pokoknya suruh njaga
tenda. Soalnya pernah kejadian pas ada kemah dan lagi pensi juga, eee kecurian.
Akhirnya aku bilang aja sama Riana dan beberapa panum segera ngecek dan ngawasi
sekitar tenda.
Wah pensinya
sains udah selesai. Selanjutnya dari sosial ternyata, alhamdulillaah gak
kelewatan. Penasaran mereka ngapain lagi ya? Tapi udah kelihatan Faizal bawa
gitar, bisa ditebak pasti nyanyi. Haha curhaaaaaaaaaaaaaaat! Lagu itu ditujukan
buat CC plus ketua TJRC, Amin. Waktu ada lirik yg berbunyi ‘….telat makan’ langsung
aku dan Widy kompak bilang
“Waaaaah…….”
“Balik yuk
balik, males kayak gini. Mana diulangin lagi.” Kata Widy.
Hehe kesel
juga sih sebenernya, tapi memang telat kok. Widy SMS Yayan kalo sie konsum
mutung dan katanya sampe temen-temen di tenda pun percaya. Hehe gak kok, cuma
ngerjain kalian aja. Pensinya bagus J
Karena udah
malem, kami cari tempat buat istirahat. Alhamdulillaah kesenian sama rohis
bersedia menampung kami. Sebelumnya kami janjian bakal balik ke rumah konsum
jam 02.30, biar gak telat gitu. Sebelumnya aku dan Rayi menyempatkan beli jahe
susu dulu ^^ habisnya gak sempat bawa susu di sana. Jam 02.30 alarm Widy bunyi
dan kami segera kembali ke rumah konsum. Sampe di sana ngetuk pintu gak ada
yang buka, yaudah telpon Yan. Setelah 2 kali telpon, baru diangkat dan bisa
masuk yey. Langsung deh kami nyiapin bahan-bahan dan mulai masak. Rayi
lagi-lagi masak nasi hehehe.
Gak lama,
yang dari rohis pun dateng, lengkap deh! Di tengah masak nasi, kompornya mati.
masyaAllah gasnya habis :(
Berhubung
masih pagi banget dan kami bingung mau kemana, Ita mengusulkan untuk telpon
panum. Dek Astuti ditelpon gak ngangkat. Dek Lia ditelpon alhamdulillaah
diangkat. Katanya panum gasnya juga habis tapi dipenjemin ibu yang punya rumah.
Waduh telat lagi nih. Dek Asti mencoba telpon yang ikhwan.
Telpon
Hanifan, gak diangkat.
Yayan,
dimatiin.
Yayan lagi,
dimatiin lagi.
Aduh, siapa
lagi ya?
Masih Yayan,
sekarang HPnya yang dimatiin.
Hanif, gak
bisa dihubungi.
Jalu, gak
diangkat.
Mulai panik…
Dek Yusuf,
gak bisa juga
Jalu, “Gimana?”
Alhamdulilllaah…
“Jal, gasnya
habis.” Kataku
“Ha?”
“Gasnya
habis.”
“Oh… apa?”
“Ehem, gasnya
habis Jal.”
“Oh ya ya.”
Gak lama
Yayan sama Jalu dateng. Mereka langsung beli gas di pasar. Yeeey lanjut masak
lagi. Hari ini special buat ikhwan karena diduluin makannya. Sedangkan yang
akhwat belakangan. Gak apa ya? Image hehe. Habis itu kami beres beres dan
setelah sholat dhuhur kami pulang.
Sekian cerita
di PTB WDP XXVII J
Alhamdulillah,
terimakasih kepada:
Warga Desa
Teguhan yang menampung kami
Bu Sarti dan
keluarga yang memberi kami tempat
Orangtua yang
mengizinkan kami ikut PTB
Panum yang
menyediakan fasilitas
Temen-temen
konsum sosial yang bersedia jadi konsum :D
Perkap yang
sering banget direpotin
Temen-temen spectrum
sosial yang luar biasa
Seluruh panitia
PTB WDP XXVII J