0 komentar

Bismillaah..

Secercah harapan itu mulai muncul. Menenggelamkan hari dalam lembaran buku, membuatku takjub penuh harap. Bahwa realitas itu selalu berat. Namun jika dijalankan, bahkan yang tak mungkin itu pasti akan hadir. Hadir dalam hari-hariku, membersamai langkahku, menjadi awal baru dalam jejak hidupku. Aku masih menunggu.
Menunggu... Bukan perkara yang mudah. Itu berarti aku harus bertahan tanpa kepastian dengan ujian yang pasti tidak lagi ringan. Kini aku sudah beranjak dewasa, saatnya memangkas kata putus asa. Tapi janjiNya tak pernah lari dari kenyataan. Hanya aku yang harus mau berlari, terus saja berlari. Mungkin finish itu sudah satu meter dekatnya, tinggal selangkah. Aku tak pernah tau. Setiap usaha pasti akan berujung pada finish. Kemenangan telah dijanjikan bagi hamba yang selalu berusaha.
BISMILLAAH!

0 komentar

Perjuangan yang gagal itu tidak sia-sia :)

Assalamu'alaykum.. : )

Hari ini hmm alhamdulillaah mendapat pengalaman yang luar biasa.. Memang tidak biasa haha. Berawal dari janjian semalam dengan adek2 mentor 2016. Cihuyy adek2nya pada SMS. Memang harusnya minggu ini sudah 3 kali pertemuan. Namun karena mbaknya yang tidak bisa mengatur jadwal, baru hari ini bisa bertemu. Afwan ya adek sayang.. ^^


Sudah beberapa minggu yang lalu aku memang meminta izin untuk mengundurkan diri jadi mentor KSAI, paling tidak selama satu semester. Kenapa? Hari Jumat adalah hari kuliah siang. Meskipun dimepet2in, sepertinya tetap tidak bisa. Karena aku belum memiliki kendaraan pribadi untuk kesana kemari. Bisa hari kamis atau sabtu, tapi adeknya yang sibuk, jadi gak pernah ketemu :D


Setelah mengerjakan tugas dan belajar, aku segera pergi. Hari ini aku putuskan untuk bertatap muka sebentar saja dengan adek2, untuk pertama kalinya. Sebelum ke SMA, sempat aku meminta pertimbangan ibu. Kata ibu, langsung ke kampus aja daripada telat UTS. Tapi di tengah perjalananku naik bis, adek2 itu SMS lagi ^^ hmm entah kenapa aku berubah pikiran. Di tengah perjalanan aku berkali-kali melirik jam tanganku, berharap waktu berputar lebih lambat agar aku bisa berpikir sejenak. Beberapa teman kuminta menggantikan aku sebagai mentor, tapi ternyata mereka tidak bisa.

Aku memutuskan untuk turun dari bis kota dan naik transjogja sampai sekolah. Lagipula, saya belum mendapat izin dari PM untuk vakum sementara. Jadi saya putuskan untuk menemui adek2 horeeee (^o^) Dan alhamdulillaah sampai disana adek2 sudah berkumpul dan lengkap! MasyaaAlloh : ) Mentoringpun dimulai dan agendanya hanya berkenalan. Beberapa adek mengomentari saya, "Mbak Sekar sibuk banget ya?" Duuuuh astaghfirulloh afwan dek (dalam hati). Hari ini sharing-sharing tentang aktivitasku dan aktivitas mereka.  Saat membahas ekskul lagi-lagi ada yang berkomentar, "Ooh TJRC.. Pantesan, Mbak Sekar ini wajah-wajah penyelamat." Wew, penyelamat? ._.


Aku melirik jam, ternyata sudah jam setengah 1. Jam 1 ada jadwal UTS. Sepertinya akan terlambat. Aku segera mengakhiri forum. Saat berjalan keluar, aku berfikir bagaimana caranya sampai di kampus tanpa terlambat. Aku bertemu seorang teman dan menanyakan,
 "Ukh, anti mau ke kampus gak? Aku mau ikut kalo ke kampus, ada UTS soalnya."

"Masih nanti e ukh, kuliahnya mulai setengah 2. Semangat ya ukh!"
"Oke oke, pamit duluan ya. Assalamu'alaykum."


Akhirnya aku menuju halte bus transjogja di depan SMA. Sambil menunggu, sesekali aku melirik jam. Semoga waktu berjalan lebih lambat. Aku mencoba menghubungi beberapa teman namun tidak ada solusi yang berarti. Teman-teman ada yang sudah di kampus, ada yang masih mau di SMA. Oke, kuputuskan untuk menunggu bus transjogja datang dan melihat jalan siapa tau ada bus kota yang lewat. Ternyata tidak ada..


Hatiku semakin cemas karena jam sudah menunjukkan angka 12.55. Hmm oke. Hanya satu yang kuharapkan saat itu, pertolongan Alloh. Alhamdulillaah bus datang. Di dalam bus aku berfikir bagaimana caranya bisa sampai kampus dan tidak terlambat. Ah impossible, ini sudah jam 13.00. Aku mulai menetapkan target bahwa aku boleh terlambat, tapi 30 menit. Sampai di halte kopma, aku lari.. Ya, lari terus semampuku dan tetap berharap pertolongan Alloh itu ada. Sampai gedung filsafat. Jaraknya sekitar 1 kilometer. Jam menunjukkan pukul 13.35. Aku langsung naik tangga sampai ke lantai 3. Sampai kelas, diminta turun ke lantai 2 untuk meminta surat izin. Namun sayang sekali tidak diizinkan untuk masuk kelas. Wawawaw : D
Hmm meskipun sudah berdebat dengan petugas (maklumlah ciri mahasiswa fisipol) hihihi. Tapi yasudah lah mau bagaimana lagi. Aku hanya menangisi perjuanganku yang tadi2. hehehe. Beberapa teman yang sama-samanya terlambat berusaha menghibur. Tapi ah aku tidak butuh hiburan. Akhirnya aku lari ke mushola dan berdiam diri di tengah hujan deras yang mengguyur. Beberapa teman SMA sms menanyakan keadaanku. Terpaksa berbohong. Kujawab saja aku sudah di kampus dan semuanya baik-baik saja. Ya, hari ini aku berbohong dengan banyak orang, termasuk ibuku sendiri. Tapi sampai sekarangpun aku masih berharap pertolongan dari Alloh : ) 

Yang pasti banyak hikmah yang bisa diambil hari ini. Perjuangan yang gagal itu tidak akan pernah sia-sia : )
Namun hatiku tetaplah tidak sekuat senyumanku : )
Alhamdulillaah..


0 komentar

Aku Rindu!

"Aku kangen Teladan"

"Aku kangen suasana Teladan"
"Aku kangen kamuuu"
"Aku kangen kaliaaan"
"Aku rindu cara kita menjaga diri"
"Temen-temenku gak ada yang kayak kalian"
"Kok beda ya sama Teladan?"
"Duh, berat Sekar"
"Jujur, di sini berat banget"

Ya, begitulah kawan keluhan-keluhan beberapa waktu terakhir. Atmosfer yang berbeda membuat kita harus mengubah mindset. Semua butuh proses. Ketika kita harus mengakui kenyataan. Jawabanku selalu sama, hanya satu kalimat, "Jalani saja". Aku tau, yang kau maksudkan rasa rindu itu adalah rasa rindumu padaNya bukan? Maka kenapa tidak dipertahankan saja? Kuatkan rasa rindu pada diri kita masing-masing. Jangan sampai kehilangan rasa itu. 
Jalani saja. Karena jika kalian tau kawan, aku masih punya satu kalimat lagi yang ingin kusampaikan. Hanya satu kalimat. "AKU PUN SANGAT RINDU!" :)
Jika sekarang kita tidak bisa saling menguatkan, setidaknya jangan jatuh karena tersandung orang lain. Jika kita tidak bisa bersama lagi, pastikan itu hanya masalah tempat. Dan jika putus asa, maka berputus asalah karena kita tidak bisa mempertahankan kebaikan. 

0 komentar

Sebentar saja

Aku lelah kawan menjadi kambing di tengah padang yang terlalu luas. Entah kadang aku harus berbuat apa. Lari mencari tempat berteduh atau memilih mati dipanggang teriknya matahari. Pohon itu jauh. Jauuuh sekali. Bisa jadi dalam perjalanan, aku juga akan kehilangan makanan, tenaga, dan akhirnya akan mati juga. Bahkan jika aku menemukan pohon itu pun, bisa jadi tidak terlalu nyaman untuk berteduh. Tidakkah itu pilihan yang sulit kawan?
Aku memilih berlari, mencari tempat yang entah aku akan menemukannya atau tidak. Tapi aku percaya, di tengah perjalanan nanti akan banyak pengalaman yang kudapatkan. Jika aku harus mati karena kehilangan segalanya, aku berharap Tuhanku mencatatnya sebagai kebaikan. Aku lebih memilih menghabiskan segalanya, daripada aku diam saja. Izinkan sebentar saja aku pergi.

0 komentar

no change no future

"Masa SMA memang indah, belajar, bergaul, berorganisasi yang akan menjadi bekal masa depan. Nikmati masa remaja dengan sehat, tetap fokus dengan cita-cita. Salam"


dr. Aris Budiarso SPKK, Wonosobo

0 komentar

Istiqomah (part 2)

Istiqomah itu sulit bukan? ^^

Ah, sudah dapat kutebak. Percayalah bartahan itu tidak mudah. Baru sebentar saja sudah menyerah? 

Tapi sadarilah, selalu berpikir positif itu ternyata lebih sulit. But I'll try. Perubahan tidak bisa dari 0 menjadi 100. Perlu ada proses panjang dan yang terpenting, perlu yang namanya UJIAN. Ujian bukan selalu sesuatu yang membuat kita kesulitan lalu kita terpuruk dan jatuh sampai tidak punya harapan dari usaha kita. BUKAN. Ujian bisa jadi merupakan peringatan ketika langkah kita mulai tidak sesuai dengan tujuan awal kita. Entah sedang terbelok atau sudah mulai berhenti. Hmm.. Coba kita bahas soal ujian lagi. Ujian juga bukan sesuatu yang membuat wajah kita kusut dan hanya terbenam di kasur, tidak mau makan berhari-hari, dan mengurung diri di dalam rumah. Ujian itu menyenangkan, guys. Banyak ilmu, banyak teman, banyak harta, dan eksis. Itu semua merupakan ujian bagi kita. Ujian bagaimana? Sesering apa kita mendekatkan diri pada-Nya ketimbang saat kita susah, sesering apa kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Daaan... ga boleh sombong yaaa? *gaya sok imut *muntah muntah


Baiklah mari mulai sekarang buka mata, buka hati, buka telinga, buka pikiran, dan mari benar-benar berpikir! Ya, berpikir. Bukan berucap saja. Biar nanti waktu yang menjawab ke-istiqomahan ini. Sampai jumpa di keadaan yang jauh lebih baik. Untukmu yang sedang berusaha istoqomah... Innalloha ma'akum :)

0 komentar



Tegaslah dalam bersikap, tegas bukan berarti marah. Tegas berarti memberi kepastian meski kadang yang timbul justru perdebatan. Namun aku tau bahwa yang kau maksudkan adalah kebaikan.
Tegaslah dalam bertutur kata, tegas itu bukan membanggakan, terkesan melawan. Namun terlihat sangat menawan jika dilakukan dalam koridor kebenaran.
Tegaslah dalam membimbing, tapi bukan untuk memaksa. Cukup katakan saja apa adanya, lalu kau tinggalkan seberkas cahaya yang kelak akan dinyalakan ketika gelap menghalangi jalannya.

Jika tak mampu melakukan semua itu, yang perlu dilakukan hanyalah memaknai sebuah pendapat. Memaknai bukan untuk merendahkan harga dirimu, tetapi menjadikannya sederhana untuk mudah dipahami.